Masih di sini pelataran kampus tempat ku memutar otak mencari inspirasi yang dulu aku senang berlama-lama menghabiskan waktu sendirian mata fokus ke layar dan jari terus saja tidak henti mengetik.
Namun kali ini berbeda, di tempat dan waktu yang tak lagi sama. suasana dan rasa.
dalam hening diselingi suara gemercik air yang teduh menenangkan. bisik-bisik terdengar namun sama sekali tidak bising dan mengganggu. mereka sedang berdiskusi.
serasa bebas mendapat beberapa hari kosong untuk bisa ke manapun yang aku suka, lagi lagi pelarianku hanya di sini tempat ini. dan tetap sendiri. mungkin sebagian orang kebanyakan menghabiskan waktu dengan bercanda ria. tidak denganku. aku selalu berbeda.
hari-hari ku lalui dengan segala kesibukan, dari pagi hingga sore dan bertemu malam... 1-7 hari dalam sepekan. tidak mengenal kata istirahat. aku memanfaatkan hanya memang pada waktunya kita memejam mata sejenak kemudian bangkit kembali bersiap-siap mengarungi cerita kehidupan terus menerus berputar sampai lupa sudah berapa lama aku menunggu.
Sunday, August 13, 2017
Sunday, January 1, 2017
AKU SANGGUP
bukan lagi hal yang mesti kuungkap dengan segala tangisan. ku terus berharap tetap bisa menjaganya kokoh pada prinsip dulu. biarkan sedikit retak, percuma saja tidak akan bisa dibersihkan. walaupun sudah ku coba melapisinya dengan lapisan yang paling tebal dan sulit dilepas. aku sabar.
aku sadar, kekuatanku mulai rapuh tak tertolongkan. bahkan untuk sekedar bangkit pun aku tak sanggup. memejamkan mata mempertahankan bendungan yang terus ingin mengalir deras dikelopak. ku dongakan kepala ke atas agar tidak jatuh biar saja menggempal di dalam dan kering dengan sendirinya. tidak apa apa hati saja yang menangis. aku aman. tidak ada yang bisa melihat hati seseorang. sekali lagi aku aman.
aku nyaman. dengannya aku banyak belajar arti ketulusan dan kepedihan hidup. kedewasaan dan ketenangan menghadapi cobaan. dengannya aku bisa berdiri melompat bahkan menggenggam. genggaman tangan menggumpal keras. meyakinkan bahwa semua baik baik saja. meski pada nyatanya aku hancur. aku rapuh.
aku lupa. bahwa mereka lah yang lebih sangat menyayangiku, memperhatikan hingga sedetail-detailnya dari yang terlihat sampai tidak sama sekali. mereka ingin aku bahagia. aku tersenyum dalam keseharian. bukan hanya itu ingin aku terus bisa tertawa hingga lupa air mata. aku tidak bisa memilih.
aku bimbang. pikiran terasa bercabang, satu dengan yang lainnya merenggang. tidak ada jalan keluar. ku bersimpuh memohon pada-Nya untuk setiap keadilan yang ada...
Subscribe to:
Posts (Atom)