.

Pages

Thursday, June 21, 2018

TIK TOK ITU APA?

“emang lagi manja lagi pengen dimanja... emang lagi syantik tapi bukan sok syantik...blablabla...”


Well, kalimat pendahuluan yang tidak asing didengar. Berbagai iklan sosial media yang menunjukan semacam aplikasi video musik. Bahkan berulang kali diputar, tanpa menghapalnya dengan sungguh-sungguh dengan mudah seperti terekam jelas dalam otak dan pikiran lahir batin. wkwk.

Dari awal aku memang tidak terlalu tertarik dengan aplikasi yang berhubungan dengan “SING A SONG”. Aku suka musik tapi tidak dengan aplikasi video musik. Aku tidak tertarik tapi selalu KEPO (ingin tau detail) setidaknya aku tahu sedikit definisi apa itu apa ini tanpa mengikuti alur cerita dari aplikasi yang diluncurkan. Khususnya aplikasi TikTok

TIK-TOK? Aplikasi G*BL*K, sempat aku lihat beberapa meme yang menunjukan ketika kita ketik tulisan itu di Playstore maka aplikasi yang muncul adalah Aplikasi TikTok. Kalo masih merasa penasaran bisa dicoba sendiri. *pstt aku sudah coba dan itu akurat. #Apasih wkwk.

Sebagai pengguna social media, aku turut mengapresiasi bagi siapapun yang berkreasi untuk membuat sebuah aplikasi agar dapat bermanfaat dan digunakan masyarakat dengan baik. tidak sedikit pula aplikasi yang memudahkan kami (para pengguna) untuk melakukan sesuatu khususnya dalam berkreatifitas.

Perkembangan zaman semakin pesat. Kemajuan teknologi, pendidikan, dan disiplin ilmu lainnya yang semakin berinovasi dan berkembang. Dalam posisi tersebut anak muda tidak kalah penting menyeimbangkannya dengan berkontribusi di kancah nasional ataupun internasional menyebar kebaikan untuk bangsa Indonesia.

Namun lagi-lagi, belakangan ini zaman 2018 aku prihatin, rasanya miris sekali banyak orang yang tidak bisa membedakan antara kreatif dan sensasi. Ya. Orang yang kreatif dan orang yang membuat sensasi mereka sama-sama “Berbeda”. Berbeda dalam artian terlihat menonjol dari yang lain. Namun, orang yang kreatif dia cenderung berada di sisi positif. Kreatif, menunjukan kualitas dan itu sangat baik untuk ditiru dan dapat menginspirasi banyak orang sedangkan sensasi berada di posisi sebaliknya.

Saat ini sudah banyak beredar contoh pengguna aplikasi Tiktok yang sempat menjadi trending dimanapun khususnya di Indonesia. Seperti video anak kecil sekitar usia 4/5 tahun yang ikut-ikutan bergaya menirukan gerakan musik yang mana lirik tersebut seharusnya tidak sesuai dengan usianya kemudian video seorang ABG perempuan berhijab dengan antusiasnya merekam diri sendiri dengan bernyanyi sedikit mengganti lirik menyebut nama sang lelaki idola menirukan hal yang menurutku “memalukan” untuk seorang perempuan berlaku demikian. Dan video lainnnya seorang laki-laki tanpa busana hanya menggunakan celana boxer bergoyang dengan heboh merekam dirinya sambil bernyanyi terlihat seperti laki-laki “setengah” (you know what I mean). Menurutku, sebenernya mereka sadar atas kelakuannya hanya saja mereka tidak tahu apakah ini baik untuk dirinya atau tidak atau bisa jadi terpengaruh dengan lingkungan.

 ~ahelah diseriusin amat sih Dev... buat lucu2an aja kali toh mereka ini yang ngelakuin kenapa lu yang repot~

Iyasih kalo dipikir-pikir toh mereka ini yang malu mereka ini yang terkenal mereka ini yg begini begitu.

Tapi HELLO, coba deh bayangin kalo kita punya adik, saudara atau bahkan untuk ke depan anak kita yang bakalan begitu gimana?. Gak rela kan.~

Inilah salah satu tantangan kita di dunia digital bagaimana kita dapat mengembangkan diri menggunakan teknologi agar tidak hanya sebagai follower tapi sebagai trendsetter yang memiliki keunikan dan tingkat kreatifitas yang tinggi.

Baiknya para orang tua, guru, teman-teman turut memberi arahan untuk adik-adik sekalian yang saat ini dengan bangga mengikuti arus negatif Sensasional tanpa mengutamakan kreatifitas malah merusak harga diri demi menjadi terkenal.

Mari sama-sama setidaknya menjadi contoh yang baik untuk sekitar dan merangkul adik atau teman-teman lainnya menjadi generasi yang produktif dan bermanfaat bagi orang lain.

No comments: