.

Pages

Sunday, January 12, 2014

AKU TIDAK BISA BERBAHASA ARAB


Sejak di Sekolah Dasar aku sudah ditentukan untuk melanjutkan belajar di pondok pesantren, aku menolak.. aku ingin di SMP saja bersama teman teman sepermainan ku, ingin rasanya aku pergi jauh dari rumah memuaskan ego ku tidak mau mendengarkan nasihat kedua orang tua. ujian akhir sekolah selesai, teman-teman sibuk mendaftar ke SMP favorit dan mulai mengikuti ujian masuk di tempat yang ditentukan. Aku hanya di rumah menunggu tiba saatnya waktu keberangkatan. Aku menangis, aku merasa ketidak adilan dalam memilih. aku sudah memenuhi kewajibanku dengan belajar rajin dan menjadikan ku bintang kelas. Tapi mengapa keinginanku sekolah di luar digubriskan saja?.
Enam tahun lama nya aku menimba ilmu di tempat suci ini.. YaaALLAH... betapa bersyukurnya aku telah disekolahkan di tempat ini, baru kusadari .. orang tua tidak akan menyesatkan anak- anak nya, pilihan mereka memang terbaik untuk kita. Tidak hanya ilmu umum yang kudapat ilmu Agama pun menjadi hidangan setiap hari juga bahasa asing telah ku terapkan dengan baik di tempat ini. Tapi jujur, aku tidak bisa berbahasa Arab. Aku sangat awam dengan bahasa itu.apalagi dengan pelajaran Qawaidnya seperti Nahwu, Shorof dan kawan kawan nya. Hanya kosa kata mudah yang dapat kucerna seperti Ana Anti Afwan Syukran dll. Aku malu, enam tahun di sini lamanya tidak bisa menguasai bahasa Alqur’an ini. Aku tidak bisa. Sudah tidak bisa tidak mau berusaha mempelajarinya pula, memang dasar aku ini tidak tahu diri !!! aku selalu bergumam, “ah nanti setelah lulus Bahasa Arab tidak akan terpakai ini”.
Lulus kelas Nihai aku dipilih untuk mengabdi. Tidak tanggung tanggung aku di tunjuk mengabdi di pulau sebrang yaitu pulau Sumatra. Sumatra Utara, Medan. Iya tempatnya orang batak yang terkenal dengan adatnya yang keras. Dengan mengucap Bismillah kuterima pengabdian di tempat itu. Awalnya semua baik-baik saja aku mengajar pelajaran Bahasa Inggris yang aku fikir aku sangat  menguasai bahasa itu. Dengan senang hati aku mentransfer ilmu yang aku miliki kepada anak didik ku. Beberapa bulan kemudian aku dialihkan mengajar Bahasa Arab. Iya, BAHASA ARAB!!! Yaa Rabb..... aku bingung aku kaget aku takut aku sama sekali tidak menguasai pelajaran trsebut, bagaimana ini?. Aku tidak bisa mengelak aku mengabdi membawa nama baik pondok pesantrenku. Di kelas aku berlagak selayaknya guru hebat yang tidak hanya menguasai bahasa Inggris tapi bahasa Arab pun bisa. Padahal nyatanya setiap malam sebelum hari aku mengajar aku berkutat dengan berbagai kamus bahasa Arab ada yang tebal melebihi tebalnya kamus Jhon.M. Echoll ada juga yang lebih kecil dari itu, aku pun sibuk membuka mebolak balik kitab kitab berbau menunjang pintar berbahasa Arab seperti Shorof, Nahwu dan buku kosa kata lainnya. Aku juga sibuk menelpon sms guru dan teman teman yang ahli bahasa Arab. Aku sibuk bertanya mencatat dan menghafal.
Satu tahun penuh aku lalukan hal seperti itu, iya setiap malam. Aku menangis aku merasa bodoh sekali setiap malam tidak bisa tidur dengan nyenyak memikirkan cara menjelaskan dengan berbahasa Arab yang baik untuk esok mengajar. Aku menyesali semua ini kenapa aku meng-Anak Tiri-kan Bahasa Arab aku terlalu menjunjung tinggi bahasa Inggris padahal bahasa Arab bahasa Alqur’an bahasa yang seharusnya lulusan pondok seperti aku menguasainya. Dengannya aku akan cepat paham mencerna kitab kitab Agama Tafsir Hadis dll. Tapi untuk apa menyesali hal yang tidak mungkin terulang kembali waktu di mana aku mulai mempelajari bahasa Asing. Aku bertekad aku bisa mengimbangi dua bahasa tersebut.
Selesai sudah masa jabatan pengabdianku, aku mendapat banyak sekali pengalaman yang sangat berharga di mana aku bisa beradaptasi dengan baik bersama masyarakat sekitar, aku bisa berpetualang jauh disetiap daerah Sumatra, aku bisa merasakan adat mereka. Tidak bisa ku uraikan satu satu banyak sekali. TerimaKasih Padang Sidimpuan Terimakasih Medan Terimakasih Sumatra ini merupakan awal mula pengalaman luar biasa ku di dunia luar.
Aku melanjutkan studi kuliah ku di Serang Banten, dan kamu tahu? Aku mengambil jurusan Sastra Arab ^o^ aku bangga sekali bisa mendalami jurusan ini, aku akan bertemu keaneka ragaman bentuk bahasa Arab aku akan bertemu berbagai macam keindahan bahasa Arab yang sesungguhnya. Temanku mengira aku mahir dalam bidang ini, tidak banyak yang tahu sebenarnya aku dulu tidak bisa sama sekali bahasa Arab. Sekiranya mereka harus tahu bagaimana aku sesungguhnya berjuang keras melawan ke-Pesimisan ku untuk bisa menguasai bahasa ini. Mereka harus tahu itu. Aku menderita untuk sampai ke level ini. Setidaknya dengan bahasa Arab sekarang aku bisa sedikit menguasai Al-Qur’an juga memahami mata kuliah yang aku emban. Kalau diukur Aku masih tergolong sangat kecil mungkin setitik tinta atau lebih kecil dari itu yang bisa dibilang orang yang mahir berbahasa Arab, Masih jauh sekali bukan??? Tidak apa, aku akan tetap terus berusaha menjunjung tinggi dua bahasa Asing yang aku cintai ini. Eh tiga deh Bahasa Indonesia juga aku cintai. Dengan sebaik baik nya aku mengabdi pada kebaikan. Tidak bosan untuk selalu mencurahkan ilmu yang aku dapat semaksimal mungkin kepada teman-teman, adik adik juga murid murid ku. Tetap semangat. (‘-‘)9
Ini kisah ku, semoga menginspirasi teman teman semua ^_^


No comments: