.

Pages

Friday, September 21, 2018

KUWAIT- Adaptasi di luar negeri - Indonesian Student Life

Kuwait? Negara teluk penghasil minyak yang kaya raya dan Kuwait city ibukota negara Kuwait merupakan kota terbesar dan Modern di tengah gurun dan teriknya udara padang pasir, menjulang tinggi gedung dan Mall mewah di setiap sudut negerinya. Kuwait City juga menjadi kota budaya, politik dan pusat ekonomi Kuwait.

Negara dengan jumlah penduduk yang sedikit jika dibandingkan dengan penduduk kota Jakarta di Indonesia. Bahkan penduduk asli Kuwait yang biasa disebut Kuwaity hanya sekitar 31,4% sisanya penduduk ekspatriat yakni pekerja asing yang berasal dari negara-negara Arab sekitar kuwait, India, Sri Lanka, Bangladesh, Mesir, Eropa, Filiphina dan juga termasuk Indonesia.

Namun jumlah pelajar Indonesia sangat sedikit di negara Kuwait  jika dibandingkan dengan negara timur tengah lain dan Afrika seperti Mesir, Maroko, Tunisia dan Sudan.



Ketika kata “tinggal” di negara Asing terdengar wow dan sangat menyenangkan, it does have a catch. tapi sesungguhnya jauh dari tanah air merupakan perjuangan dan membutuhkan kemandirian yang tidak bisa dielakan. Tampaknya tidak mudah menyesuaikan hidup di luar negeri dan membutuhkan waktu untuk terbiasa dengan lingkungan baru.

Dan bagaimana diri ini berproses untuk adaptasi dengan negara Kuwait?

1.      Mempersiapkan perlengkapan dan Mencari informasi tentang Kuwait.
Sebelum keberangkatan untuk mengikuti program International Non-Degree Scholarship Kuwait University, aku terus mencari informasi tentang Kuwait mulai dari sosial media atau mencari tahu langsung kepada mahasiswa Indonesia yang pernah atau sedang menetap di Kuwait, bagaimana kehidupan di sana bagaimana budaya, bahasa dan cuaca di sana. Setelah setidaknya kita tau sedikit tentang negara tersebut, aku mulai mempersiapkan keperluan yang tidak bisa kita dapatkan di negara tujuan. Seperti obat-obatan yang biasa kita konsumsi di Indonesia, Makanan berupa bumbu masak siap saji, sambal terasi, saos dan Bon Cabe dan lain sebagainya perlengkapan pribadi yang dibutuhkan dan memudahkan jika digunakan di luar negeri.

2.      Bersikap Ramah dan Ikut bergabung dengan lingkungan sekitar.
kami tinggal di Dormitory for Foreign Student dan yang pastinya bukan aku dan teman-temanku saja yang jadi orang asing kita berkumpul bersama kawan-kwan dari negara lainnya (beberapa negara dari benua Asia, Afrika, Eropa dan Australia) juga dengan para mahasiswa Universitas Kuwait. Ada rasa bangga ketika memulai perkenalan dan aku menyebutkan asal negara “Indonesia” hampir setiap dari mereka bilang kalau negara Indonesia dikenal dengan sifat penduduk yang Ramah tamah dan Murah senyum pastinya selalu terlihat “Awet Muda”. Dan tak jarang pula yang mengira bahwa umurku masih sekitar 13-14 tahun padahal diri ini udah kepala dua ke atas. Wkwkwk

Kemudian biasakan berbaur tidak hanya bergabung dengan kalangan serumpun saja, ketika ada teman baru dari Kuwait atau negara lainnya kita baiknya menyapa, berdiskusi, tukar informasi dan pada akhirnya bisa saling membantu satu sama lain.

3.      Menyesuaikan diri terhadap Cuaca.
Untuk menghadapi Cuaca yang tidak serupa dengan tanah air baiknya kita terus menjaga kesehatan. Kuwait memiliki empat musim yakni Musim panas, panas sekali, dingin, dingin sekali. Untuk musim panas bisa sampai 45-47 derajat bahkan bisa sampai 50 derajat ke atas dan untuk musim dingin sebaliknya. Sangatttt dingin. Persiapkan pakaian dingin berupa jaket tebal dan syal. Untuk musim panas baiknya sedia kacamata gelap untuk menghindari radiasi matahari, topi ataupun masker karena negara Kuwait merupakan negara gurun yang debunya berupa serbukan pasir kecil.

4.      Melatih Bahasa
Kita harus tau bahasa yang digunakan di negara tujuan, misal Kuwait bahasa yang digunakan yakni bahasa Arab dan bahasa Inggris. Khusus yang masih baru dengan bahasa Arab kuasai bahasa sapaan agar ketika bertemu dengan Kuwaity atau masyarakat lainnya setidaknya ada ucapan karena biasanya orang Arab sangat senang menyapa dan disapa. Misal bahasa Arab..السلام عليكم   شكرا , عفوا, صباح الخير , كيف حالك, مرحبا
Dan lain sebagainya. Untuk mempermudah percakapan jika belum lancar dalam berbahasa baiknya membawa buku catatan, alat tulis dan kamus kecil atau download aplikasi kamus di smartphone kalian.

5.      Belajar mengatur Keuangan dengan baik.
Sebagai mahasiswa yang jauh dari sanak saudara harus pintar mengatur keuangan untuk berjaga keperluan di luar yang diperkirakan dan menahan diri agar tidak membeli sesuatu yang kurang bermanfaat yang setidaknya kalau kita tidak beli kita masih bisa mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. karena mata uang Dinar Kuwait mata uang termahal yang nilai tukarnya  paling tinggi di dunia mengalahkan Poundsterling. Dan Rupiah masih kalah telak karena nilai tukarnya cukup rendah.

1KD jika dikonversikan ke mata uang Rupiah 1KD= Rp. 47.606.7

Bayangkan sajaaaa di Indonesia Rp. 50.000 kita bisa membeli berbagai macam jajanan dibandingkan di sini 1KD hanya bisa membeli satu buah makanan. So, Hemat yaak.

6.      Terakhir, harus bisa menyesuaikan budaya, adat ataupun peraturan yang berlaku di negara tersebut.
Negara kuwait mayoritas penduduknya merupakan muslim yang taat. Dan budaya pakaian Kuwait untuk laki-laki Dishdasa dan perempuan Abaya. Jika kita menyapu pandangan sekitar khususnya di kalangan universitas yang kita temukan kebanyakan mahasiswa yang berpakaian warna hitam atau putih.

Kita sebagai orang asing yang tinggal di sini tidak harus memakai Dishdasa ataupun Abaya setiap hari hanya saja cukup berpakaian sopan untuk laki-laki tidak memakai celana di atas lutut dan perempuan tidak menunjukan pakaian terbuka di sekitar perut. Ini merupakan salah satu peraturan resmi kampus Universitas Kuwait.

Juga jarang sekali aku melihat di cafe ataupun restaurant perkumpulan laki-laki dan perempuan dalam satu meja bahkan di dalam Mall besar saja ada Lift khusus untuk perempuan. Mesjid pun dibatasin dengan tembok antara laki-laki dan perempuan. (perempuan memiliki ruangan tersendiri).

Dan satu hal yang baru saya tahu di sini budaya merekam ataupun foto. Kuwaity kurang suka dengan hal tersebut, tidak seperti di Indonesia yang sedikit-sedikit foto/ video dan mengambil gambar sekitar untuk mengabadikan moment. Tidak dengan masyarakat negara Kuwait. Jadi aku pribadi kalau mau ambil foto harus tengok kanan kiri dulu nunggu sepi baru deh foto apalagi untuk mengambil video agak sulit dilakukan.

Jika kita sudah bisa lolos dengan persiapan adaptasi di atas memungkinkan akan turut membantu memudahkan diri kita tinggal di luar negeri khususnya di Kuwait dengan aman dan nyaman.

Semoga bermanfaat senang untuk berbagi. ^_^