.

Pages

Monday, July 30, 2018

Pernikahan

Menyatukan dua insan untuk melengkapi ibadah dunia akhirat dimulai dari hari SAH akad sampai masa depan yang dilalui bersama.

Pernikahan.
Tidak hanya sekedar mencinta antar kedua pasangan laki-laki dan Perempuan. Juga saling meridhoi antar keluarga sanak saudara lainnya yang akan menjadi bagian dari keluarga besar nantinya.

Sunday July, 29 2018
Alhmdulillah wa syukurillah berjalan lancar acara pernikahan abang Dugo dan mba Iin. Bahagia rasanya bertambah keluarga. Awalnya merasa deg-degan karena baru pertama kalinya dalam keluargaku mengadakan acara pernikahan ini.
sudah menjadi pasti di setiap berjalannya proses sampai dengan saat ini bukan hal yang mudah diraih butuh kesiapan lahir batin untuk para calon mempelai laki-laki dan perempuan. usaha, doa dan tawakal terus berlimpah kepada-Nya. Alhamdulillah wa Syukurillah pada akhirnya Allah meridhoi abang dan mba iin dalam jalinan kasih pernikahan ini. Semoga abang bisa menjadi suami yang sholeh, bertanggung jawab, sayang istri, keluarga dan bahagia dunia akhirat. Banyak sekali doa yang terus terucap lahir batin untuk kebaikan abang dan teteh ipar.

Seiring berjalannya kehidupan yang tak melulu menjadi seorang gadis akan tiba masanya memiliki tanggung jawab menjadi seorang istri bahkan ibu kelak. Rasa Bahagia bercampur sedih meski sedikit sepi rasanya satu persatu nantinya akan memiliki keluarga masing-masing tidak lagi hanya adik atau kakak yang menjadi tanggung jawabnya.

Keluarga.
Pendukung terbesar dalam segala hidupku sampai sekarang ini.
Harapku agar terus terjaga keluargaku dengan penuh Keridhoan-Nya untuk hidup di dunia dan akhirat.

29 Juli 2018
Abang Dugo & Mba Iin

Wednesday, July 25, 2018

Terserah pada-Mu saja Tuhan..

Seperti terhipnotis dalam rentan waktu
Bahkan mata enggan terpejam
Gelisah tiada tara bernafas pun sulit rasanya.

Aku berusaha berlari namun tertinggal
Ternyata kekuatanku hanya sampai berjalan di tempat. Tidak mau maju atau setidaknya berbalik arah jalan pulang.

Kemudian deras hujan turun segerombolan tapi mengapa terasa menerpa wajah seakan hendak menampar.

Harapku pada sang Kuasa mengasihani diri dengan perantara Pelangi. Tapi ia memunculkan sinar matahari.
Panas.
Menyilaukan.

Aku basah, Kuyup. Dalam kering kerontang.

Tuesday, July 17, 2018

Karena... Tidak sebercanda itu.

Terimakasih sudah sungguh dan sangat mencinta. Rasamu pun terbalas demikian atau bahkan cintaku terlampau lebih dari sungguh dan sangat.

Allah tau betapa besar harapku akan Keridhoan-Nya untuk menjadikanmu sebagai masa depan.
Dalam doa aku selalu meminta untuk terus dikuatkan apapun ketentuan-Nya.

Tdk bisa aku gambarkan bagaimana perasaanku saat ini. Akankah ada keajaiban ketentuan ini tidak terjadi.
Aku rasa aku hanya sedang bermimpi.

Setelah sekian lama ku tertatih terus berlatih mengembangkan sayap yang patah dengan sempurna kamu menuntunnya hingga terbuka lebar dan indah. Namun di saat itu juga kau patahkan sayapku yang membentang siap untuk terbang hingga terjatuh terhempaskan.

Bagaimana bisa...

Sunday, July 8, 2018

Islam Wasathiyah Indonesia Rahmatan lil ‘Alamin

Peradaban Islam yang berkembang di masa Fazlur Rahman sampai John L. Esposito adalah Islam yang sedang menghadapi tantangan kuat dari Barat. Tantangan tersebut ialah tantangan arus besar modernitas yang mana menuntut Islam untuk segera memilih dan menguatkan landasan ideologisnya. Meskipun demikian proses adaptasi  terhadap modernitas tetap dilalui dengan filterisasi yang kuat. Pada masa itu Fazlur Rahman merupakan sosok yang diangap sebagai kelompok modernis dan telah banyak terkontaminasi dengan pikiran-pikiran Barat sehingga sedikit kendala perkembangan Islam pada masa itu tidak lain adanya pertentangan atau dengan kata lain kurang mendapat restu dari kalangan ulama tradisional dan kelompok fundamentalis (neorevivalis) karena terdapat banyak publikasi gagasan Islam komprehensif yang tidak terlalu fundamentalis apalagi fanatik terhadap teks. sementara kalangan fundamentalis mencoba menggagas Islam dengan norma wahyu yang bersifat teosentris.

Dan adanya dua kubu perbedaan pada masa itu antara kubu modern dan tradisional, Islam Indonesia bisa memiliki potensi berada di tengah dua kubu tersebut sebagai upaya kebangkitan kembali peradaban Islam Rahmatan lil ‘Alamin. Islam di Indonesia yang notabene sebagai umat mayoritas, diakui dan selalu  menjadi rujukan Muslim dalam skala internasional. Meski tantangan dunia Islam di seluruh belahan dunia adalah gejala Islamphobia dan hate speech  (ujaran kebencian) tapi Islam Indonesia bisa dibilang lebih moderat terhadap perbedaan, yang faktanya masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, budaya dan agama. dan didukung berbagai kontribusi tokoh Islam moderat di Indonesia yang memiliki cara pandang keislaman yang luas.

Umat Islam Indonesia adalah wajah umat Islam yang mengajarkan pentingnya persaudaraan, persatuan dan keberagamaan. Berbeda jika dibandingkan dengan negara yang sama memilki mayoritas muslim di dalamnya seperti diantaranya negara wilayah Timur Tengah. Meski Indonesia memilki mayoritas muslim sebenarnya sangat mudah sekali jika diterapkan Undang-undang negara berdasarkan syariat Islam, namun faktanya, sampai hari ini, negara Indonesia menetapkan ideologi pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI sebagai pondasi persatuan bangsa. Dengan menghargai perbedaan dan keberagamaan, hal inilah yang kemudian menjadikan umat Islam di Indonesia dengan pandangan-pandangannya bisa mewakili dunia dan mampu menjadi kiblat utama bagi seluruh umat Islam lain di belahan dunia.

Indonesia (dan Islam Indonesia) memiliki potensi yang kontributif untuk kebangkitan peradaban Islam yang damai, maju dan adil sebagai aktualisasi Islam Rahmatan lil ‘Alamin. Seperti halnya di tahun ini diadakannya High level Consultation of World Muslim Scholar on Wasathiyah Islam di Bogor bulan Mei 2018. Tampak jelas ada perubahan yang berarti Indonesia mulai mengukuhkan posisinya sebagai salah satu kekuatan Islam di tingkat Internasional. Pada acara tersebut mengundang para ulama dari 43 negara Timur Tengah dan Barat menandakan betapa Indonesia memiliki peran penting dalam menyebarkan gagasan tentang wasathiyah Islam atau bisa dibilang moderasi Islam, yakni berada di tengah kubu modern dan tradisional dan tidak liberal atau pun tidak fanatik.
Nilai utama paradigma Wasathiyah Islam yakni, Tawasut (posisi di jalur tengah dan lurus), ‘Itidal (Proposional), Tasamuh (mengakui dan menghormati perbedaan) dalam aspek kehidupan, Syura (bermusyawarah), Islah (Reformatif dan Konstruktif), Qudwah (memimpin untuk kesejahteraan umat), Muwatonah (mengakui negara dan menghormati kewarganegaraan). Karakteristik tersebut yang cocok untuk menjadi sumbangan terbesar Islam Indonesia di peradaban dunia.
Di sisi lain Indonesia beruntung memilki organisasi-organisasi Islam yang memiliki komitmen berdakwah secara baik dan damai, seperti Nahdatul Ulama, Muhammadiyah , Mathlaul Anwar, al-Khairat dan lain sebagainya. Ketika organisasi tersebut bersatu padu memegang prinsip wasathiyah maka akan bisa menciptakan kestabilan dalam negeri dan Islam Indonesia bangkit  dan berperan dalam percaturan peradaban global.